Pernikahan adalah sebuah impian bagi setiap orang dewasa. Tapi, bukan hanya dari kebahagiaan saja yang muncul, seseorang juga ada perasaan kecewa muncul setelah apabila perilaku pasangannya tidak sesuai dengan harapannya.
Hal itulah yang memunculkan pandangan mengapa menikah bisa membuat seseorang bahagia, tetapi malah stres. Akan tetapi, sebuah penelitian membuktikan sebaliknya.
Pada sebuah laporan pada penelitian yang diterbitkan pada University of Chicago, telah menemukan kalau hubungan cinta dengan waktu jangka panjang bisa mengubah hormon dalam kaitan untuk mencegah stres.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kadar testosteron pada pria yang sudah menikan atau menjalin hubungan cinta dengan waktu jangka panjang, akan alami penurunan hingga membuat mereka tidak terlalu keras dibanding pria yang tidak menikah.
Dan secara umum akan menurun juga karena rasa sayang atau cinta yang diberikan pasangan oleh kadar kortisol atau hormon tingkat stres, dan hal inilah yang tidak ditemukan di pria single.
Bukan menutup kemungkinan, pria playboy yang merasa dirinya bisa mendapatkan cinta dari banyak wanita, dan lebih memutuskan untuk tidak menikah. Maka tidak memiliki pengaruh besar dan kuat jika cinta itu tulus dan tumbuh dari dalam hatinya langsung.
Jadi pernikahan seseorang bisa menghapuskan stres apabila, dibalik itu ada sesuatu yang sedang diperjuangkan. Dan perjuangan yang di landasi oleh rasa cinta