Presiden AS Donald Trump beberapa hari lalu telah menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin selama lebih dari satu jam tepatnya pada hari Jumat. Topik diskusi yang termasuk denuklirisasi Korea Utara dan situasi politik di Venezuela saat ini.
Mereka berdua juga membahas kemungkinan perjanjian nuklir baru akan di buat antara Amerika Serikat dan Rusia dan kemungkinan akan melibatkan Cina dalam diskusi tersebut. Itu menegaskan Trump yang menyebut percakapan dengan Putin sangat bagus dan tidak ada hambatan sama sekali.
Menurut salah satu juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders, penyelidikan Jaksa Penuntut Khusus Robert Mueller terhadap campur tangan Rusia selama kampanye presiden AS 2016 dibahas dalam konteks bahwa penyelidikan itu dihentikan.
Terakhir kali Trump melakukan wawancara telepon dengan Putin adalah pada bulan Februari. Bahkan kemudian, denuklirisasi Korea Utara dan perjanjian perdamaian baru antara Israel dan Palestina telah dibahas.
Perjanjian START yang dimulai sejak 2011 merupakan satu-satunya untuk perjanjian yang membatasi penggunaan senjata nuklir di Amerika Serikat dan Rusia. Perjanjian ini akan segera berakhir pada Februari 2021, akan tetapi dapat diperpanjang lima tahun jika kedua belah pihak saling setuju dan menemukan kesepakatan.
Trump agak menyebutnya sebagai perjanjian yang buruk dan sepihak. Perjanjian itu berarti, antara lain, bahwa jumlah maksimum hulu ledak nuklir yang diizinkan oleh kedua negara tidak melebihi 1.550. Kedua negara juga saling memeriksa setiap tahun untuk memeriksa kepatuhan terhadap perjanjian